Minggu, 03 Juli 2016

Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi






Manusia dalam kehidupannya membutuhkan komunikasi, artinya memerlukan orang lain ataupun kelompok untuk berinteraksi. Hal ini menunjukkan bahwa pribadi manusia pada hakikatnya terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama maupun dalam kelompok atau organisasi. Di dalam kelompok atau organisasi ada struktur kepemimpinan yang merupakan masalah penting bagi keberlangsungan hidup kelompok, yang meliputi pemimpin dan bawahannya. Diantara kedua belah pihak tersebut harus ada komunikasi dua arah atau timbal balik, atau lebih sering dikenal dengan two-way-communications, maka dari itu dibutuhkan kerja sama yang baik untuk mencapai cita-cita dari organisasi (Prof. Dr. Veithzal Rivai: 2013) .

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup sebuah organisasi. Keberagaman komunikasi timbul akibat banyak individu dalam sebuah organisasi. Begitu pula semakin banyaknya informasi yang diterima akan semakin kompleks komunikasi tersebut. Keragaman dan kompleksitas ini akan menjadi tantangan bagi organisasi untuk membuat komunikasi agar tetap sejalan guna mencapai program kerja organisasi. Kesalahan dalam penyampaian informasi yang bersentuhan langsung dengan pekerjaan mengakibatkan komunikasi terganggu, sehingga berujung pada gagalnya program kerja yang menjadi tujuan utama dari sebuah organisasi.

Bagaimana menjalin komunikasi yang baik?

Ada banyak cara yang bisa diterapkan oleh masing-masing individu, terutama pemimpin organisasi untuk menjalin komunikasi yang baik dalam organisasi. Komunikasi dalam organisasi tergantung satu sama lain, meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal. Berikut beberapa model komunikasi yang bisa diterapkan dalam organisasi.

komunikasi Vertikal

Model komunikasi ini terjalin dari atas ke bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang dilakukan pemimpin kepada bawahannya dan bawahan kepada pimpinannya, sehingga terjadilah komunikasi secara timbal balik antara kedua belah pihak. 

Memberikan intruksi, teguran, evaluasi, dan menyampaikan pengarahan doktrinasi serta mengambilan kebijaksanaan, merupakan model komunikasi dari atas ke bawah. Seorang pemimpin harus lebih memperhatikan komunikasi terhadap bawahannya, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuan maupun cita-citanya. 

Memberikan laporan hasil kerja, usulan mapun keluhan, saran, opini, dan permohonan bantuan adalah model komunikasi dari bawah ke atas. Bawahan berharap agar ide, saran, pendapat, dan kritikannya dapat diterima dengan lapang dada dan hati terbuka ole pimpinan.

Komunikassi Horisontal

Model komunikasi ini berlangsung menyamping atau horisontal. Komunikasi horisontal melibatkan antar individu atau kelompok pada tingkatan yang sama. Misalnya, diskusi antar biro keintelektualan, biro keagamaan, antar sesama pimpinan, dan lain sebagainya. Arah komunikasi ini bersifat koordinasi sehingga terjadilah pertukaran informasi antara individu atau kelompok dalam organisasi.

komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang dilakukan antar individu atau kelompok yang tingkatan dan bagiannya berbeda, atau lebih sering dikenal dengan komunikasi menyilang. Misalanya, diskusi antar lembaga pers dengan biro keintelektualan, antar biro pengkaderan dengan biro infokom, dan sebagainya. Bentuk kerja sama dalam komunikasi diagonal dapat mempercepat penyebaran informasi dalam organisasi.

Apakah ada hambatan komunikasi?

Dalam proses organisasi tidak semulus jalan tol, tentulah menemui berbagai hambatan yang akan menjadi tantangan bagi kelangsungan hidup sebuah organisasi. Hambatan yang sering mncul adalah hambatan komunikasi. Karena komunikasi sebagai kunci utama bagi suksesnya perjalanan organisasi yang didalamnya melibatkan banyak individu dan elemen-elemen lain.

Beberapa faktor penyebab terjadinya hambatan komunikasi yang pertama adalah, faktor hambatan dalam diri individu. Masing-masing individu memiliki perbedaan keterampilan mengolah informasi dan persepsi. Seorang berbeda dalam kemampuan mengembangkan dan menerapkan keterampilan komunikasi dasar. Perbedaan persepsual individupun tidak dapat terhindarkan. Seseorang akan cenderung menolak informasi yang tidak sesuai dengan anggapan atau harapan yang secara emosional sudah terbentuk sebelumnya.

Faktor kedua adalah hambatan antar individu. Biasanya hambatan ini muncul karena adanya salah paham antar individu yang menyangkut masalah tugas dan wewenang dari orang yang ada dalam organisasi. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya suasana emosi setiap orang yang tidak menentu, rendahnya kepercayaan yang dimiliki masing-masing individu, dan lain sebagainya.

Faktor ketiga adalah hambatan organisasional. Status organisasi biasanya menjadi masalah utama. Status ini berhubungan dengan posisi yang diduduki oleh masing-masing individu dalam organisasi. Pada umumnya orang lebih senang berkomunikasi dengan individu-individu yang memiliki status lebih tinggi. Orang yang memiliki status lebih tinggi cenderung mendominasi dalam setiap pembicaraan.

Bagaimana proses terjalinnya komunikasi?

Elemen kunci yang harus diperhatikan agar komunikasi dapat berjalan secara efktif adalah proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ada beberapa hal yang harus diuraikan dan diterapkan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
-Berfikir (Thinking)
-Pencatatan (Enconding)
-Menyalurkan (Transmitting)
-Merasakan (Perceiving)   
-Menguraikan (Deciding)
-Pemahaman (Understanding)
(Prof. Dr. Veithzal Rivai: 2013).

Ketika poin-poin diatas dapat terpenuhi, maka tidak akan timbul permasalahan, maka proses komunikasi dapat berjalan dengan baik. Sehingga tidak ada kejanggalan dalam pertukaran informasi, dan berita yang disampaikan dapat diterima secara utuh. Permasalahan muncul ketika salah satu dari poin-poin diatas tidak berfungsi dengan baik.



  
Load disqus comments

0 komentar

follow me